Puisi Terpenggal
(28/11/2011)
Berharap
lilin menjadi unggun,
tetap
setia menunggu pagi..
Jalani
waktu dalam senyuman..
(28/11/2011)
Terkadang,
apa yang kita harapkn tak sperti yang kita dapatkan..
Hanya setitik
semangat yang membuat betah tuk tetap jalani..
Kesadaran
akan indahnya hiduplah pendorong hati tuk tetap berdiri diujung sisa semangat.
(28/11/2011)
Hidup lebih
sering susah tuk dtebak
Hati pun
berliku tak tentu arah..
Hanya
kutu hitam di belantara helaian rambut yang memahami
Namun
iapun acuh tak peduli seakan dirinya tak ada hati
Walau ia
masih setia menggatali kepalaku,
(28/11/2011)
Langit belum
jua senja, mendung menampakan suramnya
Berharap
hujan mengguyur panas, membasuh gundah tenggelamkan risau
Berharap
semangat diantara rintiknya..
(28/11/2011)
Hanya
setangkai
Bersemi
diantara kejamnya musim
Tapi tetap
tegar menyeruak
Walau
mesti bergulat dengan dinginnya pagi
Ingin berbagi
rasa dan asa
Namun
tak kuasa karena tak semestinya..
Hanya
mampu bertukar telepati,
Berharap
hati memahami.
(30/11/2011)
Hujan
tak pernah menjajikan embun
Pun pagi
tak selamanya bersama mentari
Bahkan
kuncup tak mekar di musim semi
Namun,
ketiadaannya tak pernah indah tanpa ujudnya..
(30/11/2011)
Perjalanan
ke Toari bersama setangkai harapan
Ditemani
pelukan angin malam bulan Desember
Naik motor
pun serasa menunggangi Onta Merah..
(30/11/2011)
Tatapannya,
Pantas saja sang Rosulullah
mengajak tuk menjaga pandangan.
Benar kata pujangga,
Dari mata turun k hati
Atau bait syair, matamu
ungkapkan segalanya..
Lirikannya,
Teduh
Indah
Menggoyahkan
Merajuk
Mencengkram
Kemayu
Merampas
Mencuri
Tenggelamkan
Memberi harapan,
Lalu ku pun terkapar tak
berdaya.
Maaf,
Aku terhempas dalam
fatamorgana keindahannya.
Sampai sampai lupa pada
keindahan sejatinya..
0 Response to "Puisi Terpenggal"
Post a Comment